Sering Minum Es Saat Hamil Bisa Membuat Bayi Besar, Mitos Atau Fakta?
Selamat siang, Sobat Bidan!
![]() |
Benarkah es bisa membuat bayi besar? |
Apa
kabar Sobat Bidan semua? Apa kabar dengan si kecil yang ada dalam perut?
Semuanya normal? Hasil pemeriksaan baik? Pasti itu yang kita semua harapkan,
ya. Berbahagialah dengan kehamilan Sobat Bidan semua, percayalah semua akan
baik-baik saja.
Sobat
Bidan pernah mendengar selentingan atau bahkan ditegur langsung oleh orang
terdekat mengenai ini tidak? "Orang
hamil jangan banyak-banyak minum es, nanti bayinya besar, lho!"
Pasti
pernah, bukan? Sebenarnya ini mitos atau fakta, ya? Dalam postingan kali ini,
yuk kita belajar bersama tentang etiologi si bayi besar.
Apakah
benar dilarang minum es berlebihan?
Benar
sekali, sesuatu yang berlebihan itu tidak akan baik, ya, Sobat Bidan. Minum es
bagi ibu hamil boleh-boleh saja, tergantung kondisi ibu sendiri. Bila dalam
keadaan fit dan sehat, silakan minum es. Namun, jika dirasa kondisi badan
sedang drop, sebaiknya hindari dulu esnya, ya.
Apakah
benar es bisa membuat bayi besar?
Jawabannya
adalah tergantung es apa yang Sobat Bidan minum. Bila setiap hari selama hamil
Sobat Bidan mengkonsumsi es sirup, es teh manis, es durian campur, es dawet,
dan es-es yang manis-manis lainnya, kemungkinan si bayi lahir besar akan terjadi. Tapi, bila es yang diminum adalah es tawar atau air
putih yang dicampur es, kemungkinan itu tidak akan berpengaruh pada si
bayi.
Kenapa
bisa begitu?
Hal
ini berkaitan dengan penyakit atau komplikasi kehamilan yang disebut dengan Diabetes Gestasional.
Ya, diabetes gestasional merupakan diabetes yang terjadi pada saat Sobat Bidan
hamil sampai melahirkan. Biasanya, penyakit ini
terjadi di minggu ke 24 sampai minggu 28. Meski, bisa saja terjadi dalam
minggu-minggu kapan pun.
![]() |
waspada diabetes gestasional! |
Sekitar
9,2 persen wanita bisa mengalami diabetes gestasional ini. Apa penyebabnya?
Semakin bertambah umur kehamilan, hormon-hormon yang diproduksi plasenta pun
akan semakin bertambah. Misalnya saja, meningkatnya hormon estrogen dan HPL
(human placental lactogen), juga hormon yang meningkatkan resistensi insulin.
Seiring bertambahnya umur kehamilan, hormon tersebut akan meningkat dan
mempengaruhi kinerja insulin. Sama
seperti diabetes biasa, diabetes gestasional ini terjadi karena kadar insulin
yang tidak bisa mengontrol kadar gula darah dalam tubuh.
Selain
itu, perempuan yang sudah berusia 25 tahun ke atas saat hamil, memiliki berat
badan berlebih, pernah melahirkan bayi dengan berat badan 4,5 kg, punya tekanan
darah tinggi, pernah mengalami diabetes gestasional di kehamilan sebelumnya,
juga berisiko lebih mengidap penyakit ini lagi selama hamil.
Bagaimana
ciri-ciri bumil dengan diabetes gestasional?
- Sering haus
- Mudah lelah
- Sering BAK
- Pandangan mata buram
- Mulut terasa kering
Namun
demikian, tidak semua ibu hamil yang merasakan tanda-tanda seperti di atas pasti
terkena diabetes gestasional, ya. Periksalah ke dokter untuk memastikannya.
Apa
hubungannya diabetes gestasional dengan si bayi besar?
Jadi,
apabila seorang bumil terkomplikasi diabetes gestasional, maka akan terjadi
beberapa komplikasi juga terhadap bayi. Salah satunya adalah bayi lahir besar.
Besar di sini diartikan sebagai kelebihan berat badan. Berat badan yang normal
bagi bayi baru lahir adalah antara 2, 5 kg – 4 kg.
Kenapa bayi bisa kelebihan
berat badan? Karena pada ibu dengan diabetes gestasional, maka kadar glukosa
yang ada di dalam darah bayi pun menjadi berlebih (makrosomia). Inilah yang
menyebabkan bayi lahir besar.
Selain
itu, bayi juga bisa lahir premature dan mengalami kesulitan napas. Namun, kesulitan napas ini
tidak hanya terjadi pada bayi premature saja, ya, melainkan pada bayi normal
pun juga bisa. Bayi dengan ibu yang mengalami diabetes gestasional pun berisiko
obesitas dan menderita diabetes tipe dua kelak ketika dia dewasa.
Bayi
juga bisa lahir dengan keadaan hipoglikemia (kadar gula darah yang rendah). Hal
ini disebabkan karena kadar insulin yang tinggi. Keadaan tersebut bisa
menyebabkan bayi kejang, namun bisa diatasi dengan memberikan asupan gula oleh
dokter.
Bisakah
diabetes gestasional ini dicegah?
Bisa,
yaitu dengan rutin mengkonsumsi makanan yang kaya serat seperti sayur, buah,
dan kacang-kacangan. Selama hamil, kurangi makanan yang mengandung banyak
lemak, karbohidrat, dan gula. Selalu atur pola makan sesuai gizi yang seimbang.
Selain
itu, melakukan gerakan olahraga ringan sampai sedang pun dianjurkan untuk
dilakukan. Misalnya saja berjalan cepat, berenang, atau bersepeda setidaknya 30
menit per hari sebelum dan pada saat hamil.
Dianjurkan
juga untuk mengurangi berat badan saat merencanakan kehamilan serta memulai
pola makan yang sehat. Jangan lupa juga untuk melakukan pemeriksaan lengkap
sebelum dan pada saat hamil.
Nah,
itulah kaitan antara es dan si bayi besar. Jadi, setelah memahaminya, sekarang sudah bisa menyimpulkan, bukan? Mitos atau fakta?
Semoga postingan ini bermanfaat,
berbahagialah dengan kehamilan Anda!
Salam
sayang,
Bidan
Ayu
(Jika
ada pertanyaan, kritik, atau saran silakan tinggalkan di kolom komentar).
Pic by : Pixabay
No comments:
Post a Comment